Dorongan dari teman komunitas membuat Marisa Oetomo mantap mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Ini adalah debut Marisa di event menanjak paling heboh di Indonesia itu. Selain itu, ini adalah ajang pertamanya sejak menekuni olahraga bersepeda.
Ibu dua anak ini baru menekuni sepeda sejak ikut triathlon. Sekitar Februari 2019. Saat itu intensitas bersepedanyi masih minim. Hanya sekali dalam seminggu. Rute gowesnya pun tak jauh. Sekitar Royal Residence, Surabaya saja. Dia tidak pernah sekali pun menjajal rute tanjakan.
"Saya menjadi suka sekali bersepeda sejak berganti ke sepeda karbon pada akhir November. Rasanya beda sekali. Lebih kencang. Bersepeda jadi lebih seru. Saya pun mulai sering bersepeda. Seminggu bisa tiga kali gowes," cerita Marisa kepada Mainsepeda.com, Senin (24/2) siang.
Kehidupannya berubah sejak bergabung dengan komunitas Free Bike Indonesia. Marisa mulai merasakan sensasi gowes jarak jauh ke luar Kota Surabaya. Dia juga mulai belajar untuk menaklukkan medan tanjakan. "Lebih menyenangkan karena bisa berkumpul dengan teman-teman," aku Marisa.
Support dari teman di Free Bike Indonesia pula yang membuat Marisa terdorong untuk mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge tahun ini. Ini adalah pengalaman baru untuknyi. Selain belum pernah ambil bagian di ajang ini, Marisa juga belum pernah sekali pun ikut event bersepeda.
"Yang menyuruh saya ikut ya teman-teman di komunitas. Mereka mendukung saya, dan yakin saya bisa finis. Selain itu saya juga ingin mencoba tantangan baru. Sebab selama ini saya belum pernah mengikuti sebuah event sepeda. Biasanya saya ikut triathlon," ungkapnya.
Marisa tak akan sendirian. Enam cyclist dari komunitas Free Bike Indonesia turut ambil bagian di kendurinya cyclist di Indonesia tersebut. Selain itu, beberapa member komunitas ini ditunjuk sebagai Road Captain (RC) di Herbana Bromo KOM Challenge 2020. "Kami sudah janjian untuk bertemu di garis finis," imbuh Marisa.
Herbana Bromo KOM Challenge 2020 akan dlangsungkan 14 Maret nanti. Artinya, Marisa dan para peserta lainnya hanya punya waktu tiga minggu untuk mempersiapkan diri. Marisa berlatih tiga kali dalam seminggu. Dia sempatkan melibas rute tanjakan setiap akhir pekan.
"Seminggu sekali pasti nanjak. Biasanya pas Sabtu. Bisa ke Jatijejer, atau ke Pacet. Jaraknya sekitar 100 kilometer. Kalau Selasa atau Kamis biasanya ke Dawar. Atau nge-loop di Royal Residence," tuturnya.
Walaupun belum pernah mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge, Marisa sudah punya pengalaman gowes ke Bromo. Dia dua kali nanjak ke Bromo dalam tiga bulan terakhir. Hanya saja petualangannya dimulai dari GOR Untung Suropati, Kota Pasuruan. Bukan dari Surabaya.
"Waktu pertama kali nanjak ke Bromo, punggung sakit semua. Jadi sering berhenti. Sekitar lima kali berhenti. Pas gowes kedua sudah mulai mengenal medan. Jadi berhentinya tidak sebanyak yang pertama. Hanya berhenti tiga kali," jabarnya.
Bromo adalah rute gowes yang spesial untuknya. Tanjakannya maut. Butuh ketelatenan, ekstra sabar, dan mental yang tangguh agar bisa sampai di garis akhir. "Kalau tidak sabar, ya rasanya pasti ingin loading terus. Kalau optimistis bisa, ya pasti bisa," tegasnya.
Marisa langsung turun di nomor kompetitif. Ia akan berlaga di kategori usia 35-39 tahun. Tak ada target muluk. Jika bisa naik podium, itu adalah berkah untuknyi. "Saya akan berusaha yang terbaik. Kalau akhirnya bisa (podium), saya bersyukur," tutur Marisa.(mainsepeda)
Foto: Dokumentasi Marisa Oetomo